Cara
Kerja
1) Timbang
sebanyak 100 gram tauge, cuci lalu direbus dengan 1000 cc aquadest air selama
kurang lebih 90 menit.
2) Ekstrak
tauge yang diperoleh lalu ditambah 60 gram gula dan 25 gram agar-agar. Diaduk
terus dan didihkan serta tambahkan aquadest kedalamnya untuk mempertahankan
volume tetap 1000 cc.
Setelah
siap ukur pH media dengan menggunakan kertas pH. Untuk pertumbuhan
mikroorganisme tetapkan pH media antara 4 sampai 8 saja. Apabila media terlalu
asam ataupun basa maka dapat ditambahkan 0,1 n NaOH (bila media terlalu asam)
atau 0,1 n HCl (bila media basa).
Dalam mempelajari morfologi maupun fisioligi ataupun untuk
identifikasi suatu mikroorganisme pada umumnya, akan banyak sekali berhubungan
dengan media tempat tumbuhnya mikrobia. Media ini dapat berupa media buatan
yang padat maupun yang cair.
Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan mikiroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan.
Bahan nuttrisi yang tersdia dapat berupa bahan alami dapat pula berupa bahan
sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan mikrorganisme biasanya berupa senyawa
sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks
yang kemudian dipecah oleh mikrorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui
proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah
padat (semi solid). Yang kemudian disebut Media. (Rizki : 2008)
Berdasarkan komposisi
atau susunan bahannya media dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu:
- Media alami/organik Komposisi media ini tidak diketahui secara pastibaik jenis maupun ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami misalnya air, nasi, buah, biji dan lain-lain
- Media sintetik/anorganik. Sering juga disebut media buatan. Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara alami tapi dibuat. Media sintetik sering digunakanuntuk mempelajari sifat faali dan genetika mikrorganisme. Senyawa organik dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni, sehingga harganya mahal, misalnya: Sabouroud Agara, Czapek’s Agara dan lain-lain
- Media Semi-sintetik. Komposisinya sebangian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak, disebut juga medium setengah buatan, misalnya, PDA, NA dan lain-lain.
Berdasarkan
bentuknya media dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
- Media cair. Komposisi dapat sintetik dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak ditambahkan bahan pemadat seperti agar. Contoh media cair adalah nutrien agar, pepton, dan sebagainya.
- Media padat. Sama seperti media cair, bedanya disini ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin). Contoh media padat adalah seperti PDA (Potato Dextrosa Agar), GYA (Glukosa Yiels Agar), dan lain sebagainya.
Media
yang paling sering digunakan adalah media PDA. PDA (Potato Dextrosa Agar), merupakan
media yang biasa digunakan untuk menumbuhkan jasad renik. PDA termasuk media semi
alami karena kandungan medianya sebagian alami yaitu kentang dan sebagian
anorganik yaitu gula.
Sesuai
dengan namannya PDA, komposisi dari media ini antara lain:
Ekstrak
kentang : 1 Liter
Dextrosa : 20 gr
Agar : 20 gr
Sedangkan media Tauge komposisinya antara lain:
Ekstrak tauge : 1
Liter
Dextrosa :
60 gr
Agar :
25 gr
Komposisi
di atas merupakan suatu takaran untuk membuat 1 liter PDA. apabila kandungan
dari bahan di atas berlebih maka akan berpengaruh terhadap keadaan media
tersebut. bisa saja kandungan airnya terlalu banyak seingga tidak cocok untuk
dijadikan sebagai media tumbuh.
Karena
media ini digunakan untuk menumbuhkan jasad renik maka kandungan bahan-bahan di
atas haruslah mencukupi nutrisinya bagi jasad renik tersebut. Dipilihnya kentang
atau tauge yang diambil ekstraknya untuk pembuatan media karena dua bahan
tersebut mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorgansme tersebut dan tidak mudah basi seperti halnya nasi, serta dapat
menambah pasokan mineral. Dextrosa atau
gula berfungsi sebagai sumber energi, penambah nutrien sedangkan agarnya
sebagai lingkungan, penambah nutrien dan juga sebagai bahan untuk memadatkan
media.
Selain
sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan dari media ini bertujuan
juga untuk: 1) Pemelihara suatu biakan jasad renik. 2) Mempelajari pengaruh
jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau sebaliknya. 3) Mendapatkan
zat-zat yang dihasilkan zasad renik (vitamin, mineral ataupun protein).
Berdasarkan bentuk dan tempat media, media padat dapat
dibuat menjadi dua bentu, yaitu:
1)
Media
tegak, yang menggunakan cawan petri sebagai tempat media.
Media ini memiliki keuntungan permukaannya lebih lebar hanya saja dengan
permukaan yang lebar tersebut akan memungkinkan kontaminasi lebih besar
terjadi.
2)
Media
miring, yang menggunakan tabung reaksi sebagai tmpat
media. Media miring memiliki kekurangan pada permukaannya yang lebih kecil,
hanya saja keuntungannya kemungkinan kontaminasi sangat kecil.
Dalam
pembuatan media-media tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
pembuatan media harus dilakukan secara aseptik yaitu bekerja disekitar apai dan
berada di ruangan isolasi dan bisa juga dengan menggunakan Laminar flow.
Pembuatan media yang harus dilakukan secara aseptik ini karena untuk
menghindari adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain yang tidak diinginkan
yang akan merusak media juga mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme
yang tidak diinginkan akan menjauhi sumber api, jadi pembuatan dilakukan
disekitar api. Selain itu pakaian, tangan, dan alat-alat yang digunakan pun
harus steril dari mikrobia yang tidak diinginkan.
Pensterilan
tangan dapat diguakan alkohol 70%, sedangkan untuk bahan dapat disterilkan
dengan autoclave, alatnya seperti cawan petri dengan mengovennya atau
memanaskan bibir cawan di atas api bunsen, jarum ose atau jarum preparat dapat
dengan memanaskan di atas api bunsen juga.
Dalam
penuangan ekstraksi ke cawan atau tabung reaksi harus dengan hati-hati, dan
masih harus berada disekitar api. Setelah itu langsung dirapatkan dengan
isolasi agar kemungkinan kontaminasi dapat dicegah.
II.
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Media
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme dan sebagai empat pemelihara
suatu biakan jasad renik.
2. Berdasrkan
jenisnya media dapat dibagi menjadi dua yaitu media padat dan media cair.
3. Media
cair adalah seperti nutrien agar, dan pepton.
4. Media
padat adalah seperti PDA (Potato Dextrosa Agar), dan GYA (Glukosa Yiels Agar).
5. Pembuatan
media harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari adanya kontaminasi.
6. Media
padat dibagi menjadi dua yaitu : media tegak pada cawan petri dan media miring
pada tabung eaksi.
7. Media
tegak memiliki permukaan yang luas tetapi memiliki kekurangan kemungkinan
kontaminasi lebih besar.
8. Media
miring memiliki permukaan yan kecil tetapi keuntungannya kemungkinan
kontaminasi kecil.
B. Saran
Pelaksanan praktikum sudah cukup baik, hanya saja karena
keterbatasan alat juga ruangan maka membuat suasana menjadi kurang kondusif.
Semoga kedepannya menjadi lebih baik dan tetap bertahan pelaksanaan praktikum
yang sudah cukup baik tersebut.
Lampiran
Gambar Alat
·
Gelas ukur
·
Gelas piala
·
Kain penyaring
·
Tabung reaksi
·
Kompor
·
Cawan petri
·
Tabung erlenmeyer
·
Bunsen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist