Bahan
makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber
makanan bagi mikroorganisme. Pada umumnya bahan makanan merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam
bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan
bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu
pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan
perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan
tersebut tidak layak dikomsumsi (Syarifah, 2002) Kejadian ini biasanya terjadi
pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara
atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain
penyebab penyakit.
a.
asam amino + amin + amonia +
hidrogen sulfidaàBahan pangan protein + mikroorganisme
proteolitik
b.
asam + alkohol gasàBahan pangan berkarbohidrat + mikroorganisme peragi karbohidrat
c.
asam lemak + gliserolàBahan pangan berlemak + mikroorganisme lipolitik
Keberadaan
mikroorganisme dalam suatu bahan makanan disebabkan karena bahan makanan
tersebut mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
Kontaminasi
mikroorganisme pada bahan makanan dapat menyebabkan penyakit, seperti tifus,
kolera, disentri, atau tbc, yang mudah tersebar melalui bahan makanan.
Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gangguan perut akibat makanan
disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi,
keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun;
toksin-toksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yang mengandung
parasit-parasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan
menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam
penentuan penyebabnya (Syarifah, 2002).
Sumber-sumber
kontaminasi bahan makanan oleh bakteri ada bermacam-macam, antara lain manusia,
udara, makanan mentah, hewan, serangga, buangan, debu dan kotoran, dan air yang
tidak untuk diminum. Manusia membawa bakteri di rambut, telinga, hidung,
tenggorokan, usus dan kulit, terutama tangan. Batuk, bersin dan meludah akan
memindahkan bakteri. Menggaruk bintik-bintik pada kulit akan menyebarkan
mikroba yang berbahaya. Makanan mentah yang mungkin mengandung bakteri yaitu
daging, unggas, buah dan sayuran (terutama sayuran dari dalam tanah), ikan,
kerang. Bakteri dari berbagai sumber dapat dipindahkan pada makanan melalui
kontak langsung. Permukaan tempat kerja, pisau, pakaian dan tangan yang tidak
dicuci merupakan pembawa untuk memindahkan bakteri ke makanan (kontak tidak
langsung). Benda-benda dapat
menkontaminasi makanan selama tahap-tahap proses produksi. Bahan kimia,
termasuk pestisida, pemutih dan bahan pembersih lainnya dapat mengkontaminasi
makanan apabila tidak digunakan dengan hati-hati. Apabila benda yang berbahaya
dimasukkan dalam makanan secara sengaja, ini disebut kontaminasi disengaja dan
merupakan tindakan kejahatan (Setyawan, 2008).
Pencegahan kontaminasi pangan seperti yang
dianjurkan dalam Setyawan (2008) adalah sebagai berikut:
1. Menyentuh makanan sedikit mungkin.
2. Menghindarkan makanan dari semua sumber
bakteri.
3. Menutup makanan.
4. Menghindarkan hewan dan serangga dari
tempat makanan.
5. Membuang sisa makanan dan sampah lain
dengan hati-hati.
6. Menjaga tempat sampah tetap tertutup.
7. Menjaga segalanya sebersih mungkin.
Ketika menyimpan makanan, penting untuk
melakukan perputaran stok agar makanan yang lama digunakan lebih dulu. Jangan
membuat stok makanan yang berlebihan. Makanan kering, makanan dalam botol dan
kaleng harus disimpan dalam ruangan yang kering, berventilasi baik, tidak di
lantai, dan dalam wadah yang kedap udara apabila perlu. Semua makanan harus disimpan
dalam wadah bertutup rapat untuk mencegah kontaminasi (Setyawan, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist