Kalau anda
diharuskan dokter menjauhi segala
sesuatu yang manis, maka ingatlah bahwa ternyata masih banyak yang manis-manis
yang bebas anda konsumsi :
- Teruslah berdekatan dan banyak berkomunikasi dengan teman-teman yang manis.
- Hidupkanlah kenangan yang manis-manis dan jangan pernah dibuang percuma
- Nikmati pelukan manis dari keluarga yang anda cintai
- Berikan senyum manis, dan engkau juga akan memperoleh senyum yang lebih manis.
Tips yang
sungguh menarik, karena diterangkan seterusnya bahwa makanan dan minuman yang
manis-manis hanyalah pelengkap “taste” (rasa/selera). Namun, bagi orang yang
sungguh berselera tinggi, rasa manis yang sejati tidak terletak pada rasa enak
di lidah, melainkan rasa nyaman dihati sanubari.
Rasa manis
yang pantas dan harus kita punyai dan nikmati ternyata bisa gratis kita miliki
asal kita mau menjaga rasa bahagia dalam hati.
Dan bahagia bisa kita dapatkan ketika langkah hidup kita tidak pernah
jauh dari koridor rasa “panarima”.
“Hanya watak narimalah yang
dapat menuntun terangnya hatimu, karena watak narima itu mengandung rasa tenang
dan ketentraman hati, maka engkau tidak akan merasa terombang-ambing timbul
tenggelam oleh perikehidupan yang engkau alami., adapun yang engkau perlukan
adalah mematuhi dan menjalankan sabda tuhanmu”
Tidak ada
barang yang abadi di dunia. Termaksud juga tubuh kita yang semakin hari semakin
tua, dan tua. Mungkin raga kita akan semakin uzur, mungkin perangkat tubuh kita
juga mulai melemah dari hari kehari. Tapi tidak ada larangan bagi kita untuk
tetap menikmati rasa manis: “rasa sejati” yang hanya hidup pada diri manusia
yang beriman pada Allah.
Sungguh,
dokter mungkin menganjurkan kita menjauhi yang manis-manis, tetapi Tuhan tidak
pernah melarang kita mendekati yang lebih manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist