SAWO
(Achras zapota)
Famili Sapotaceae. Tanaman perennial, batang berkayu
keras, dengan sistem percabangan cukup rapat dapat mencapai ketinggian 20
m. Daun sawo berbentuk bulat memanjang, tumbuh menggerombol pada
bagian ujung ranting. Warna daun hijau mengkilap di bagian atas dan
hijau muda tua kecoklatan di bagian bawah tergantung
jenisnya. Bentuk buah mulai bulat, bulat telur sampai bulat
memanjang. Warna kulit buah matang coklat, coklat kekuningan, coklat
kemerahan, atau hijau.
Hama yang
menyerang :
a. Lalat buah
Klasifikasi
Nama
spesies
: Dacus sp.
Nama
daerah
: Lalat buah
Phylum
: Arthropoda
Ordo
: Diptera
Penyebab :
Hama dari
spesies Dacus sp.
Stadia
serangan :
Stadia yang
menyerang tanaman sawo adalah stadia imago.
Gejala
serangan :
terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau cokelat pada
permukaan kulit, tetapi daging buah sudah membusuk yangdiakibatkan oleh larva
lalat yang memakan daging buah.
Pengendalian
:
(1) membersihkan (sanitasi) sisa-sisa
tanaman di sekitar tanaman dan kebun; (2) membungkus buah dengan kertas semen
atau koran; (3) memasang perangkap lalat buah yang mengandung bahan metyl
eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol plastik bekas; (4) menyemprotkan perangkap
lalat buah, seperti Promar yang dicampur dengan insektisida kontak atau
sistemik; (5) menginfus akar tanaman dengan laruta insektisida sistemik,
seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5% pada fase sebelum berbunga; (6)
menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti Agrothion 50 EC dengan
dosis 3-4 cc/liter air.
b. Kutu Hijau
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arhropoda
Kelas: Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : coccidae
Genus : coccus
Spesies: coccus viridis
Kingdom : Animalia
Filum : Arhropoda
Kelas: Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : coccidae
Genus : coccus
Spesies: coccus viridis
Penyebab :
Hama dari
spesies Lecanium
viridis atau Coccus viridis
Gejala
serangan :
Ranting-ranting
muda dan daun-daun sawo mengkerut, layu, kering dan terhambat pertumbuhannya.
Hal tersebut dilakukan dengan cara menghisap cairan yang terdapat di dalam
ranting dan daun. Selain menghisap cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan
embun madu yang dapat mengundang kehadiran cendawan jelaga.
Pengendalian
:
dengan
penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air
atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke
kutu-kutu tersebut.
Penyakit yang menyerang :
a. Jamur Upas
Klasifikasi
Nama umum : Corticium salmonicolor Berk. & Broome
Klasifikasi : Kingdom: Fungi
Phylum : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Stereales
Famili : Corticiaceae
Nama umum : Corticium salmonicolor Berk. & Broome
Klasifikasi : Kingdom: Fungi
Phylum : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Stereales
Famili : Corticiaceae
Penyebab :
Penyakit
ini disebabkan oleh cendawan yang berasal dari spesies Corticium
salmonocolor
Gejala
serangan :
(1) Stadium rumah
laba-laba, ditandai dengan munculnya meselium tipis berwarna
mengkilat seperti sutera atau perak pada cabang atau ranting. Pada stadium ini
jamur belum masuk ke dalam kulit tanaman sawo; (2) Stadium bongkol, jamur
membentuk gumpalan-gumpalan hifa didepan lentisel sebelum memasuki kulit sawo;
(3) Stadium
corticium, jamur membentuk kerak berwarna merah muda yang
berangsur-angsur berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kulit tanaman
sawo yang terdapat di bawah kerak tersebut akan membusuk; (4) Stadium
necator, jamur membentuk banyak piknidium yang berwarna merah pada sisi cabang atau
ranting yang lebih kering.
Pengendalian
:
(1) Pada
stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggosok tempat yang
terserang jamur sampai hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter,
atau carbolineum; (2) Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga berkadar
tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu
sekali untuk menghindari munculnya serangan lagi; (3) Pemotongan pada bagian
tanaman yang terserang apabila jamur sudah mencapai stadium bongkol, corticium,
atau necator. Pemotongan dilakukan pada bagian yang sehat jauh dari batas
bagian yang sakit. Bagian yang dipotong kemudian diolesi dengan fungisida serta
potongan yang terserang penyakit segera dibakar untuk mencegah spora
berterbangan. Pemotongan cabang atau ranting juga dilakukan untuk mengurangi
kelembaban yang dapat mendorong pertumbuhan spora.
b. Jamur Jelaga
Klasifikasi
Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan berkurang, karena embun madunya tidak banyak.
Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan berkurang, karena embun madunya tidak banyak.
Penyebab :
Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan yang berasal dari spesies Capnodium sp.
Gejala
serangan :
berupa
warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo. Jamur ini
sebenarnya hanya memakan madu yang dikeluarkan oleh serangga (Indicerus sp.),
akan tetapi jika dibiarkan lama kelamaan dapat menutupi seluruh daun dan
ranting tanaman sawo, sehingga proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu
dan pertumbuhan terhambat. Serangan yang terjadi pada saat tanaman berbunga
dapat mengakibatkan buah yang terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang
adalah buah, dapat menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah.
Pengendalian
:
(1)
melenyapkan serangga yang menghasilkan embun madu terlebih dahulu dengan
insektisida; (2) dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol 70 WP
dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4
gram/liter air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist