Tujuan pembuatan media adalah untuk
mempelajari pembuatan media padat, untuk media pertumbuhan mikroorganisme atau
jasad renik tertentu yang akan diamati pertumbuhan fisiologi maupun
morfologinya lebih lanjut.
Alat dan Bahan
Alat
:
Timbangan
Kompor
Gelas ukur
Gelas piala
Tabung reaksi
Kain penyaring
Cawan petri
Bunsen
Bahan
:
Tauge
Kentang
Agar-agar
Gula
Aquadest
Cara Kerja
1) Timbang sebanyak 100 gram tauge, cuci
lalu direbus dengan 1000 cc aquadest air selama kurang lebih 90 menit.
2) Ekstrak tauge yang diperoleh lalu
ditambah 60 gram gula dan 25 gram agar-agar. Diaduk terus dan didihkan serta
tambahkan aquadest kedalamnya untuk mempertahankan volume tetap 1000 cc.
Setelah siap ukur pH
media dengan menggunakan kertas pH. Untuk pertumbuhan mikroorganisme tetapkan
pH media antara 4 sampai 8 saja. Apabila media terlalu asam ataupun basa maka
dapat ditambahkan 0,1 n NaOH (bila media terlalu asam) atau 0,1 n HCl (bila
media basa).
Adapun cara
memperbaiki pH tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: ambil sebanyak 5 cc
cairan media yang akan diperbaiki pHnya sampai mencapai pH yang diinginkan.
Untuk mengubah pH seluruh media maka dapat diperhitungkan dengan banyaknya
penambahan NaOH ataupun HCl yang dibutuhkan pada saat pengubahan pH 5 cc media
tersebut. Selanjutnya masukkan media tersebut ke dalam tabung reaksi sebanyak
kurang lebih tiga perempat dari tabung tersebut, untuk selanjutnya disterilisasi.
Pembahasan
- Dalam mempelajari morfologi maupun fisiologi ataupun untuk identifikasi suatu mikroorganisme pada umumnya, akan banyak sekali berhubungan dengan media tempat tumbuhnya mikrobia. Media ini dapat berupa media buatan yang padat
Media dapat dibagi menjadi dua,
yaitu berupa:
- Media cair. Komposisi dapat sintetik dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak ditambahkan bahan pemadat seperti agar. Contoh media cair adalah nutrien agar, pepton, dan sebagainya.
- Media padat. Sama seperti media cair, bedanya disini ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin). Contoh media padat adalah seperti PDA (Potato Dextrosa Agar), GYA (Glukosa Yests Agar), dan lain sebagainya.
Media yang paling sering digunakan
adalah media PDA. PDA (Potato Dextrosa Agar), merupakan media yang biasa
digunakan untuk menumbuhkan jasad renik. PDA termasuk media semi alami karena
kandungan medianya sebagian alami yaitu kentang dan sebagian anorganik yaitu
gula.
Sesuai dengan namannya PDA, komposisi
dari media ini antara lain:Ekstrak kentang : 1 Liter, Dextrosa : 20 gr, Agar :
20gr, Sedangkan media Tauge komposisinya antara lain: Ekstrak tauge: 1 Liter,
Dextros: 60 gr, Agar: 25 gr.
Komposisi tersebut suatu takaran untuk
membuat 1 liter PDA. apabila kandungan dari bahan di atas berlebih maka akan
berpengaruh terhadap keadaan media tersebut. bisa saja kandungan airnya terlalu
banyak seingga tidak cocok untuk dijadikan sebagai media tumbuh.
Karena media ini digunakan untuk
menumbuhkan jasad renik maka kandungan bahan-bahan di atas haruslah mencukupi
nutrisinya bagi jasad renik tersebut. Dipilihnya kentang atau tauge yang
diambil ekstraknya untuk pembuatan media karena dua bahan tersebut mengandung
karbohidrat yang cukup tinggi yang sangat dibutuhkan oleh mikroorgansme
tersebut dan tidak mudah basi seperti halnya nasi, serta dapat menambah pasokan
mineral. Dextrosa atau gula berfungsi
sebagai sumber energi, penambah nutrien sedangkan agarnya sebagai lingkungan,
penambah nutrien dan juga sebagai bahan untuk memadatkan media.
Selain sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme, penggunaan dari media ini bertujuan juga untuk: 1) Pemelihara
suatu biakan jasad renik. 2) Mempelajari pengaruh jasad renik terhadap suatu
zat di dalam media atau sebaliknya. 3) Mendapatkan zat-zat yang dihasilkan
zasad renik (vitamin, mineral ataupun protein).
Media
padat dapat dibuat menjadi dua bentu, yaitu:
1)
Media tegak, yang menggunakan cawan petri sebagai
tempat media. Media ini memiliki keuntungan permukaannya lebih lebar hanya saja
dengan permukaan yang lebar tersebut akan memungkinkan kontaminasi lebih besar
terjadi.
2)
Media miring, yang menggunakan tabung reaksi
sebagai tmpat media. Media miring memiliki kekurangan pada permukaannya yang
lebih kecil, hanya saja keuntungannya kemungkinan kontaminasi sangat kecil.
Pembuatan media harus dilakukan secara
aseptik yaitu bekerja disekitar api dan berada di ruangan isolasi dan bisa juga
dengan menggunakan Laminar air flow. Pembuatan media yang harus dilakukan
secara aseptik ini karena untuk menghindari adanya kontaminasi dari
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan yang akan merusak media juga
mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.
Pensterilan tangan dapat diguakan
alkohol 70%, sedangkan untuk bahan dapat disterilkan dengan autoclave, alatnya
seperti cawan petri dengan mengovennya atau memanaskan bibir cawan di atas api
bunsen, jarum ose atau jarum preparat dapat dengan memanaskan di atas api
bunsen juga.
Dalam penuangan ekstraksi ke cawan
atau tabung reaksi harus dengan hati-hati, dan masih harus berada disekitar
api. Setelah itu langsung dirapatkan dengan isolasi agar kemungkinan
kontaminasi dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist