Senandung Kehidupan : Sopir kehidupan

Seorang sopir yang baik menurut saya adalah dia yang bisa membuat saya tertidur ketika mobil melaju. Beberapa kali saya pernah mengalami berpergian dengan mobil menempuh jarak jauh, saya sulit tidur karena pengemudi mobil tidak begitu bagus mengemudinya. Akibatnya badan saya capek dan tidak merasa segar ketika sampai di tempat tujuan.

Kepercayaan memang tidak bisa di beli. Kepercayaan hanya bisa dibentuk dan diupayakan sendiri. Hidup kita di dunia saat ini bisa diibaratkan seperti orang yang sedang menempuh perjalanan, dan suatu saat nanti mobil yang kita tumpangi akan berputar balik, membuat ‘U-turn’, kembali melaju rumah. Namun hati kita akan resah, perjalanan yang sebenarnya menyimpan sisi indah seperti pemandangan gunung dan sawah tidak lagi bisa kita nikmati karena perasaan kita dipenuhi  rasa was-was. Kita kwatir kalau-kalau sopir mobil kita tidak bisa menguasai kendaraan. Kita tidak lagi tahu dimana kita berada dan kapan sopir akan  berputar balik. Tahu-tahu kita sudah berada di depan garasi rumah tanpa bisa berceritera banyak apa saja yang sudah kita lakukan selama perjalanan tadi. Sebuah perjalanan yang sia-sia telah kita lakukan gara-gara kita tidak percaya pada pengemudi.

Kalau saja kita mau menyadari bahwa sebenernya Tuhan, gusti Allah, adalah “driver” kita yang terbaik, tidak ada gunanya kita habiskan seluruh hidup keseharian kita mengawatirkan apa yang akan terjadi di perjalanan kehidupan. Perjalanan kita saat ini sudah ada pada jalur yang benar, dengan kendaraan yang benar dan sopir yang handal yang akan mengantar kita pada rumah kita yang abadi. Sopir setia kita akan membukakan pintu mobil, membukakan pintu rumah, sekaligus menyambut kita disana, karena dia pilalah sebenarnya sang pemilik rumah abadi.

Kepercayaan memang harus ditumbuhkan setiap hari. Ada banyak cara untuk itu. Salah satunya adalah mencari komunitas yang akan membantu kita membangkitkan rasa percaya. Kita masuk ke dalamnya dan ikut campur pada komunitas seperti itu. Saling berbagi pengalaman dan kesaksian perjalanan hidup, merupakan upaya kita untuk saling memutihkan diri.