Jumat, 17 Mei 2013

Pembuatan Medium



Cara Kerja
1)      Timbang sebanyak 100 gram tauge, cuci lalu direbus dengan 1000 cc aquadest air selama kurang lebih 90 menit.
2)      Ekstrak tauge yang diperoleh lalu ditambah 60 gram gula dan 25 gram agar-agar. Diaduk terus dan didihkan serta tambahkan aquadest kedalamnya untuk mempertahankan volume tetap 1000 cc.
      Setelah siap ukur pH media dengan menggunakan kertas pH. Untuk pertumbuhan mikroorganisme tetapkan pH media antara 4 sampai 8 saja. Apabila media terlalu asam ataupun basa maka dapat ditambahkan 0,1 n NaOH (bila media terlalu asam) atau 0,1 n HCl (bila media basa).
     
Adapun cara memperbaiki pH tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: ambil sebanyak 5 cc cairan media yang akan diperbaiki pHnya sampai mencapai pH yang diinginkan. Untuk mengubah pH seluruh media maka dapat diperhitungkan dengan banyaknya penambahan NaOH ataupun HCl yang dibutuhkan pada saat pengubahan pH 5 cc media tersebut. Selanjutnya masukkan media tersebut ke dalam tabung reaksi sebanyak kurang lebih tiga perempat dari tabung tersebut, untuk selanjutnya disterilisasi.
Dalam mempelajari morfologi maupun fisioligi ataupun untuk identifikasi suatu mikroorganisme pada umumnya, akan banyak sekali berhubungan dengan media tempat tumbuhnya mikrobia. Media ini dapat berupa media buatan yang padat maupun yang cair.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikiroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nuttrisi yang tersdia dapat berupa bahan alami dapat pula berupa bahan sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan mikrorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh mikrorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid). Yang kemudian disebut Media. (Rizki : 2008)

Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya media dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 
  1. Media alami/organik Komposisi media ini tidak diketahui secara pastibaik jenis maupun ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami misalnya air, nasi, buah, biji dan lain-lain
  2. Media sintetik/anorganik. Sering juga disebut media buatan. Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara alami tapi dibuat. Media sintetik sering digunakanuntuk mempelajari sifat faali dan genetika mikrorganisme. Senyawa organik dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni, sehingga harganya mahal, misalnya: Sabouroud Agara, Czapek’s Agara dan lain-lain
  3. Media Semi-sintetik. Komposisinya sebangian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak, disebut juga medium setengah buatan, misalnya, PDA, NA dan lain-lain.

Berdasarkan bentuknya media dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 
  1. Media cair. Komposisi dapat sintetik dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak ditambahkan bahan pemadat seperti agar. Contoh media cair adalah nutrien agar, pepton, dan sebagainya.
  2. Media padat. Sama seperti media cair, bedanya disini ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin). Contoh media padat adalah seperti PDA (Potato Dextrosa Agar), GYA (Glukosa Yiels Agar), dan lain sebagainya.
Media yang paling sering digunakan adalah media PDA. PDA (Potato Dextrosa Agar), merupakan media yang biasa digunakan untuk menumbuhkan jasad renik. PDA termasuk media semi alami karena kandungan medianya sebagian alami yaitu kentang dan sebagian anorganik yaitu gula.
Sesuai dengan namannya PDA, komposisi dari media ini antara lain:
Ekstrak kentang : 1 Liter
Dextrosa          : 20 gr
Agar                : 20 gr
            Sedangkan media Tauge komposisinya antara lain:
            Ekstrak tauge  : 1 Liter
            Dextrosa          : 60 gr
            Agar                : 25 gr
Komposisi di atas merupakan suatu takaran untuk membuat 1 liter PDA. apabila kandungan dari bahan di atas berlebih maka akan berpengaruh terhadap keadaan media tersebut. bisa saja kandungan airnya terlalu banyak seingga tidak cocok untuk dijadikan sebagai media tumbuh.
Karena media ini digunakan untuk menumbuhkan jasad renik maka kandungan bahan-bahan di atas haruslah mencukupi nutrisinya bagi jasad renik tersebut. Dipilihnya kentang atau tauge yang diambil ekstraknya untuk pembuatan media karena dua bahan tersebut mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yang sangat dibutuhkan oleh mikroorgansme tersebut dan tidak mudah basi seperti halnya nasi, serta dapat menambah pasokan mineral.  Dextrosa atau gula berfungsi sebagai sumber energi, penambah nutrien sedangkan agarnya sebagai lingkungan, penambah nutrien dan juga sebagai bahan untuk memadatkan media.
Selain sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan dari media ini bertujuan juga untuk: 1) Pemelihara suatu biakan jasad renik. 2) Mempelajari pengaruh jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau sebaliknya. 3) Mendapatkan zat-zat yang dihasilkan zasad renik (vitamin, mineral ataupun protein).
            Berdasarkan bentuk dan tempat media, media padat dapat dibuat menjadi dua bentu, yaitu:
1)          Media tegak, yang menggunakan cawan petri sebagai tempat media. Media ini memiliki keuntungan permukaannya lebih lebar hanya saja dengan permukaan yang lebar tersebut akan memungkinkan kontaminasi lebih besar terjadi.
2)          Media miring, yang menggunakan tabung reaksi sebagai tmpat media. Media miring memiliki kekurangan pada permukaannya yang lebih kecil, hanya saja keuntungannya kemungkinan kontaminasi sangat kecil.
Dalam pembuatan media-media tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan, pembuatan media harus dilakukan secara aseptik yaitu bekerja disekitar apai dan berada di ruangan isolasi dan bisa juga dengan menggunakan Laminar flow. Pembuatan media yang harus dilakukan secara aseptik ini karena untuk menghindari adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain yang tidak diinginkan yang akan merusak media juga mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang tidak diinginkan akan menjauhi sumber api, jadi pembuatan dilakukan disekitar api. Selain itu pakaian, tangan, dan alat-alat yang digunakan pun harus steril dari mikrobia yang tidak diinginkan.
Pensterilan tangan dapat diguakan alkohol 70%, sedangkan untuk bahan dapat disterilkan dengan autoclave, alatnya seperti cawan petri dengan mengovennya atau memanaskan bibir cawan di atas api bunsen, jarum ose atau jarum preparat dapat dengan memanaskan di atas api bunsen juga.
Dalam penuangan ekstraksi ke cawan atau tabung reaksi harus dengan hati-hati, dan masih harus berada disekitar api. Setelah itu langsung dirapatkan dengan isolasi agar kemungkinan kontaminasi dapat dicegah.
















II.        Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1.      Media berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme dan sebagai empat pemelihara suatu biakan jasad renik.
2.      Berdasrkan jenisnya media dapat dibagi menjadi dua yaitu media padat dan media cair.
3.      Media cair adalah seperti nutrien agar, dan pepton.
4.      Media padat adalah seperti PDA (Potato Dextrosa Agar), dan GYA (Glukosa Yiels Agar).
5.      Pembuatan media harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari adanya kontaminasi.
6.      Media padat dibagi menjadi dua yaitu : media tegak pada cawan petri dan media miring pada tabung eaksi.
7.      Media tegak memiliki permukaan yang luas tetapi memiliki kekurangan kemungkinan kontaminasi lebih besar.
8.      Media miring memiliki permukaan yan kecil tetapi keuntungannya kemungkinan kontaminasi kecil.

B. Saran
            Pelaksanan praktikum sudah cukup baik, hanya saja karena keterbatasan alat juga ruangan maka membuat suasana menjadi kurang kondusif. Semoga kedepannya menjadi lebih baik dan tetap bertahan pelaksanaan praktikum yang sudah cukup baik tersebut.

Lampiran
Gambar Alat
·         Gelas ukur







·         Gelas piala






·         Kain penyaring



·         Tabung reaksi







·         Kompor





·         Cawan petri






·         Tabung erlenmeyer










·         Bunsen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Follow mas bro & mbak sist

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...